Nyalakan Mesinnya
Bukan.
Bukan karena kekasihku ada di sini.
Pun dengan belum. Belum ada puluhan purnama yang menyatukanku dengan mereka.
Ya, kekasihku menjadi salah satu dari mereka, tetapi kehadirannya hanya terasa 12% ketika aku sedang berkumpul bersama mereka.
Juga seorang sepupuku yang sejak balita tidak pernah akur, kemudian menjadi sangat berbeda ketika aku mengenalnya sebagai salah satu bagian dari mereka.
Iya, Mereka.
Mereka yang bahkan tidak tega aku menyebutnya sebagai kawan.
Lebih dari sekadar persahabatan kental dan pohon keluarga.
Ini sistem. Seperti mesin yang akan tidak sempurna bekerja jika kehilangan salah satu komponennya. Kebahagiaan seorang saja, akan dirasakan oleh semuanya. Pun dengan kesedihan.
Aku tidak sedang melebih-lebihkan, tetapi memang begini adanya kebahagiaan yang aku dapat di sini.
Aku dan mereka, memiliki tempat singgah bercengkerama.
Sebuah rumah sederhana yang teramat megah kilaunya. Rumah dalam artian harafiah dan dengan esensinya.
Rumah. Tempat yang membuat kita selalu pulang karena rasa nyaman dan aman yang didapat ketika bersinggah.
Pun sebagai tempat berbagi segala rasa yang tertuang tanpa sedikitpun yang tertutup-tutupi. Yang bahkan, keluarga sedarah pun tidak mampu memahami.
Teh panas, nasi kucing. Teman terbaik di sela-sela selentingan segar dengan candaan di luar batas.
Oh iya, dan rokok. Yang tidak jarang kami hisap bergantian karena tinggal beberapa batang dan bahasan kian mematang sehingga membuat kami malas-malasan beranjak untuk sekedar membeli sebungkus rokok di warung sebelah.
Iya, sepagian kami membicarakan banyak hal dengan level yang berbeda. Dari angan-angan si miskin (begitu kami menyebutnya) hingga membahas "Bagaimana kalau aku juga resign?"
Pertemanan ini sudah berada pada level keluar kerja bersama-sama. Entahlah.
Tapi, sebagaimanapun, aku hanya tidak bisa membayangkan jika sampai salah satu dari mereka hilang dan pergi.
Tidak hanya pergi bersinggah di suatu pulau ataupun negeri, tetapi jika pergi dan tidak pernah kembali.
Memang, segala hal yang melekat tidaklah bagus.
Pun dengan mencintai.
Sekarang, aku hanya sedang berpikir.
Bagaimana mesin yang sedemikian rupa kompleksnya, akan tetap hidup ketika salah satu komponennya mati?
Itu saja.
Solo, 24 Desember 2015.
8:34.
makasih gan buat infonya dan semoga bermanfaat
ReplyDeletebagus mas buat infonya dan salam sukses selalu
ReplyDelete