Teruntuk Kalian yang Merindukan Kami, Bacalah.
Teruntuk kalian yang merindukan kami, aku percaya bahwa segala sesuatu menjemukan di otak kalian adalah penuh perhatian yang tak henti-hentinya.
Semacam cinta berlebihan yang menjadikannya benci.
Lalu, bagaimana bisa kalian meneriakkan bahwa kami berdua adalah sepasang pesakitan jiwa yang memaksakan sebuah kebahagiaan?
Tidak.
Kami bahagia. Teramat bahagia.
Bahkan melampaui dugaan kami terhadap kata kebahagiaan itu sendiri.
Teruntuk kalian yang merindukan kami.
Sebut saja kecemburuan dan keiridengkian yang sudah tidak pantas tersematkan, menjadi batu amarah tersendiri bagi kesehatan jiwa kalian.
Aku dan kekasihku menerapkan sebuah kebiasaan hebat terhadap sebuah kata yang ajaib. Masa bodoh.
Karena di luar sana, aku tahu. Kami tahu.
Kalian menghimbau kepada handai taulan bahwa kami sepasang kekasih hebat yang pandai menyimpan bangkai dan penuh tipu daya, tipu muslihat.
Tetapi di balik itu semua, kami tertawa keras-keras dan puas menertawakan kebodohan kalian.
Seperti api yang tersulut angin, kebahagiaan kami menjadi-jadi ketika kalian bertindak bodoh menjatuhkan nama baik kami dengan kisah-kisah dramatik tak masuk akal.
Segera sajalah mencari pendamping baru.
Namun perlu diingat, jangan sampai kemolekan dan ketampanan kalian yang tak seberapa semakin tergerus oleh kebodohan dan sikap penuh drama pun dengan cerita-cerita bak sinema elektronik yang hiperbolis di negara ini.
Selamat tinggal para masalalu kami yang bodoh terkutuk. Terimakasih pernah menjadi bagian hidup yang baik.
Setidaknya, kalian membantu kami berproses dalam mengertikan hal-hal bodoh dan tak masuk akal di kehidupan kami.
Salam damai.
Comments
Post a Comment