SELAMAT HARI MUSIK NASIONAL

Bagi sebagian orang, mereka dapat dengan mudah mengharam-haramkan musik.
Kemudian, jika mereka boleh mengharamkan musik, bagaimanakah hukum untuk menyakiti hati orang lain?

Sebab, bagi sebagiannya lagi, di belahan bumi yang lain, tak sedikit musisi yang tersakiti dengan pernyataan tersebut.
Bekerja siang malam, bahkan tak sedikit yang berkutat dengan ego dan rindunya bertemu keluarga oleh karena rangkaian tur yang membuatnya tak pulang hingga berhari.
Bagi musisi yang belum seberuntung musisi lainnya yang mengadakan tur antar kota dan negara, mereka mencari rezeki dengan menghibur pengunjung-pengunjung kafe dengan bayaran yang hanya cukup untuk makan hari itu, beli bensin dan pulsa, serta sebungkus rokok sepuluh ribuan, bahkan terkadang mereka harus menelan pil pahit ketika pemilik kafe mencuranginya dengan mengurangi uang yang seharusnya mereka dapatkan padahal mereka sudah berlelah-lelah menghibur orang dan membuat kafe menjadi ramai.

Apakah bagi sebagian orang yang mengharamkan musik tadi berpikir bahwa kalimat-kalimat yang mereka tebarkan tidak menyakiti para musisi?

Setiap jiwa memiliki pilihan dan pandangan hidupnya masing-masing.
Menjadi baik atau buruk adalah pilihan yang harus dipilihnya.
Jika kalian mengharamkan musik, kalian menyakiti para musisi.
Namun seperti kata Pramoedya, bersikaplah adil sejak dalam pikiran,
Maka, jika kalian merasa musik itu haram, simpanlah. Simpanlah itu untuk urusan pribadimu dengan Tuhan.
Sebab, alangkah lebih baiknya jika tak saling menyakiti satu sama lain.

Memperjuangkan sebutir nasi adalah sebuah keharusan ketimbang berserah diri dan semakin dekat dengan Tuhan namun tak pernah berusaha.

Entah di atas panggung megah maupun di emperan jalan, jika kalian mengemas musik dengan apik dan sopan, musik kalian pantas untuk dihormati dan mendapat tepuk tangan.
Bukan diharamkan.

Selamat Hari Musik Nasional, wahai para musisi.

Comments

Popular Posts