AJALKU, TAK AKAN KUSAMBUT MANIS

sangat berat
hidup di dua pilihan berhenti atau meneruskan
tidak semudah membuat putusan bahagia atau sengsara
yang jelas betul kenikmatannya

waktu kini semakin cepat menggeliat
mendetakkan jantung nadiku
mengalirkan darah kentalku
memekakkan telinga kebinasaanku

aku sudah menjerit
memaki-maki seluruh lembut

aku sudah mengerling
memandang sebelah sebuah derita
deritaan yang menjelma menjadi sebuah kepalan mantap yang hebat di kepalaku
menghujam indah
dan mendarat cantik di ulu hatiku

memecah keheningan sore besirat lembayung
yang tak pernah kelam menyapa timur

aku sudah berjuta kali menyebut-nyebut sebuah kata
ketidak adilan dari sisi sebuah jawaban
apa ini karma?
mungkin iya

detak jantungku sudah hampir usang berdendang
aliran darahku sudah mulai jenuh berkelakar
paru-paruku sudah sedikit tak peduli dengan sekitarku

aku harap Tuhan akan peduli padaku
lolongan kecilku yang manis untuk bertekuk lutut
dan tidak segera mati di waktu yang sudah ditentukannya

aku tak perlu menyebutkannya siapa
aku hanya ingin panjang aku dalam kehidupanku
lebih dari sewindu, dekade, seabad, dan selama-lamanya
agar aku bisa menemaninya selamanya
dan buka hanya menangis perih ketika teringat ia berucap
"tidak peduli besok atau dua puluh empat bulan lagi, aku akan tetap mencintaimu....."


-my room-
june 16th, 2009
11.39pm

Comments

Popular Posts