RAPUH
semalam, hangat sekali. hatikupun bersuka cita dengan hari minggu kemarin. kebahagiaan menyelimutiku sehari penuh, walaupun dini harinya sempat perang dingin juga.
hmm, aku berharap hari itu ditutup dengan manis.
dan memang ya, hari itu sangat manis. menyenangkan.
namun, ketika jarum jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tiba-tiba saja malam menjadi sangat dingin. hatiku gelisah. jari-jari tangan dan kakiku nampak mulai membiru. aku menggigil. hujan yang cukup ramai di luar sana menambah kegelisahanku.
Entah mengapa, tiba-tiba saja setelah mengetahui hal itu, aku rapuh. menjadi sangat rapuh. bedcover coklat yang tebal tak mampu menghangatkanku. aku menggigil. benar-benar menggigil.
badanku lemas bagai tak bertulang.
kepalaku pening.
perang dingin itu berakhir menggantung.
kupikir, aku akan menyelesaikannya nanti sepulang sekolah.
aku mencoba memejamkan mata dan berdoa untuk yang terbaik. meski susah dan air mata tak juga berhenti, akhirnya aku mulai tertidur sekitar pukul 04.20 pagi.
aku menyetel alarmku pukul 05.30, agaknya kondisiku sedang buruk. dan aku baru bangun pukul 06.00.
berharap mom akan memberikan senyum manisnya agar aku sedikit cerah, namun ternyata aku salah. mom mencibirku dengan kalimat yang sangat menyakitkanku dan membuatku amat makin rapuh.
"kenapa kamu bangun??"
pertanyaan lugas dengan tatapan tajam penuh amarah terdengar sangat dingin di telingaku seperti pagi ini yang berkabut.
Tak banyak bicara, aku langsung mengambil handuk merahku dan melangkah ke kamar mandi dengan langkah sempoyongan dan mata nanar.
Di dalam, aku hanya mampu menitikkan airmata namun tak bisa menangis hebat. Hatiku sakit. Tapi aku tak bisa banyak berbuat dan berharap.
Selesai mandi,aku menyiapkan buku-buku sekolah yang semalam tak sempat kupersiapkan
Aku berangkat tanpa sarapan dan sekalian saja aku berniat puasa untuk keprihatinan keadaan jiwaku yang sedang rapuh dan juga untuk kelancaran hubungan kami
Aku berangkat dengan menyetir mobilku tanpa pamit
100km/jam..dgn linangan airmata dan badan tak bertulang..
hmm, aku berharap hari itu ditutup dengan manis.
dan memang ya, hari itu sangat manis. menyenangkan.
namun, ketika jarum jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tiba-tiba saja malam menjadi sangat dingin. hatiku gelisah. jari-jari tangan dan kakiku nampak mulai membiru. aku menggigil. hujan yang cukup ramai di luar sana menambah kegelisahanku.
Entah mengapa, tiba-tiba saja setelah mengetahui hal itu, aku rapuh. menjadi sangat rapuh. bedcover coklat yang tebal tak mampu menghangatkanku. aku menggigil. benar-benar menggigil.
badanku lemas bagai tak bertulang.
kepalaku pening.
perang dingin itu berakhir menggantung.
kupikir, aku akan menyelesaikannya nanti sepulang sekolah.
aku mencoba memejamkan mata dan berdoa untuk yang terbaik. meski susah dan air mata tak juga berhenti, akhirnya aku mulai tertidur sekitar pukul 04.20 pagi.
aku menyetel alarmku pukul 05.30, agaknya kondisiku sedang buruk. dan aku baru bangun pukul 06.00.
berharap mom akan memberikan senyum manisnya agar aku sedikit cerah, namun ternyata aku salah. mom mencibirku dengan kalimat yang sangat menyakitkanku dan membuatku amat makin rapuh.
"kenapa kamu bangun??"
pertanyaan lugas dengan tatapan tajam penuh amarah terdengar sangat dingin di telingaku seperti pagi ini yang berkabut.
Tak banyak bicara, aku langsung mengambil handuk merahku dan melangkah ke kamar mandi dengan langkah sempoyongan dan mata nanar.
Di dalam, aku hanya mampu menitikkan airmata namun tak bisa menangis hebat. Hatiku sakit. Tapi aku tak bisa banyak berbuat dan berharap.
Selesai mandi,aku menyiapkan buku-buku sekolah yang semalam tak sempat kupersiapkan
Aku berangkat tanpa sarapan dan sekalian saja aku berniat puasa untuk keprihatinan keadaan jiwaku yang sedang rapuh dan juga untuk kelancaran hubungan kami
Aku berangkat dengan menyetir mobilku tanpa pamit
100km/jam..dgn linangan airmata dan badan tak bertulang..
Comments
Post a Comment