ANOMALI OTAKKU ( part. I )
Biarkan masa lalunya saja yang menyakitinya,
Biarkan masa lalunya saja yang menjatuhkannya,
Sudah cukup air mata yang harus mengalir perih dan sia-sia,
Biarkan keterpurukannya menggilas harap dan seluruh doanya,
Sudah cukup semua sakit yang menimpanya membuat rasa benci dan tidak bahagia pada dirinya,
Sudah cukup ia merasa bodoh dan tak berharga,
Sudah cukup ia merintih dan terseok muak di jurang kegelapan yang ia buat sendiri,
Sudah cukup ia menikmati dosa yang menyiram seluruh tubuh emasnya,
Semuanya sudah cukup.
Tanpa harus penjabaran sedikit saja sekalipun.
Aku tau,
Semuanya memang harus diakhiri.
Semua sudah cukup membuatnya menciumi kaki-kaki ibu bapaknya.
Sudah cukup ibu bapaknya memberikan cerita tentang kehidupan baginya,
Karena ia telah mengetahui semuanya,
Ia telah menyadari semuanya,
Walaupun semua lingkaran gelap di hati ibu bapaknya tak akan lagi pernah tertutup.
Tapi ia telah belajar.
Ia telah bermetamorfosa menjadi kupu-kupu,
bukan lagi ulat yang tak tau diri dan menjijikkan.
Ia telah melewati masa dimana ia menjadi kepompong.
Masa dimana dia harus terbalut kegelapan yang tampak menjijikan dari luar.
Tapi justru masa itulah yang menunjukkan sejati hatinya. Kini sudah saatnya semua ditatakan.
Menyadari tugasku untuk membantunya bangkit.
Menjadi pelangi di hujannya. Menjadi bintang di mendungnya. Menjadi oase di tengah gersangnya dunia.
Sudah cukup ia mencecap pahit masa kejayaan anomali otaknya. Kini yang ia butuhkan hanya kebahagiaan mendasar.
Tidak lebih dari itu.
Dan kinilah tugasku,
menutup rapat-rapat lukanya. Membalut perih dengan kain-kain kasih sayang dan kapas-kapas cintaku. Karena memang hanya itulah yang dapat kuberikan untuk menghargai ciptaanNya yang berharga yang memang sebenarnya patut dicintai dengan hati batunya yang telah memberiku kesempatan untuk menyimpulkan arti cinta...
Seperti yang telah ia katakan,
"Aku saat ini hanya ingin hidup tenang, dihargai, dan dicintai..."
Dan mulai saat ini tugasku dimulai....
04.24pm
july 9th, 2009
(:
ayu
Biarkan masa lalunya saja yang menjatuhkannya,
Sudah cukup air mata yang harus mengalir perih dan sia-sia,
Biarkan keterpurukannya menggilas harap dan seluruh doanya,
Sudah cukup semua sakit yang menimpanya membuat rasa benci dan tidak bahagia pada dirinya,
Sudah cukup ia merasa bodoh dan tak berharga,
Sudah cukup ia merintih dan terseok muak di jurang kegelapan yang ia buat sendiri,
Sudah cukup ia menikmati dosa yang menyiram seluruh tubuh emasnya,
Semuanya sudah cukup.
Tanpa harus penjabaran sedikit saja sekalipun.
Aku tau,
Semuanya memang harus diakhiri.
Semua sudah cukup membuatnya menciumi kaki-kaki ibu bapaknya.
Sudah cukup ibu bapaknya memberikan cerita tentang kehidupan baginya,
Karena ia telah mengetahui semuanya,
Ia telah menyadari semuanya,
Walaupun semua lingkaran gelap di hati ibu bapaknya tak akan lagi pernah tertutup.
Tapi ia telah belajar.
Ia telah bermetamorfosa menjadi kupu-kupu,
bukan lagi ulat yang tak tau diri dan menjijikkan.
Ia telah melewati masa dimana ia menjadi kepompong.
Masa dimana dia harus terbalut kegelapan yang tampak menjijikan dari luar.
Tapi justru masa itulah yang menunjukkan sejati hatinya. Kini sudah saatnya semua ditatakan.
Menyadari tugasku untuk membantunya bangkit.
Menjadi pelangi di hujannya. Menjadi bintang di mendungnya. Menjadi oase di tengah gersangnya dunia.
Sudah cukup ia mencecap pahit masa kejayaan anomali otaknya. Kini yang ia butuhkan hanya kebahagiaan mendasar.
Tidak lebih dari itu.
Dan kinilah tugasku,
menutup rapat-rapat lukanya. Membalut perih dengan kain-kain kasih sayang dan kapas-kapas cintaku. Karena memang hanya itulah yang dapat kuberikan untuk menghargai ciptaanNya yang berharga yang memang sebenarnya patut dicintai dengan hati batunya yang telah memberiku kesempatan untuk menyimpulkan arti cinta...
Seperti yang telah ia katakan,
"Aku saat ini hanya ingin hidup tenang, dihargai, dan dicintai..."
Dan mulai saat ini tugasku dimulai....
04.24pm
july 9th, 2009
(:
ayu
Comments
Post a Comment