MALAIKAT BERSAYAP PERAK

aku tidak menyangka bisa menjalaninya selama ini.
beribu jalan terjal yang tak hanya kerikil tajam namun jurang yang curam,
membuatku tak percvaya akan segalanya yang telah terjadi.

sejak pengakuan perdananya yang mengesankan meluncur dari mulutnya, hanya segenapkekhawatiran dan rasa takut yang menyelubungi hapir seluruh otakku.

Aku mencoba tenang dan sudah sedikit tertenangkan oleh keadaan.
Sikapku yang mencoba mendewasakan belahan otak dan hatiku,
Ternyata mampu bertahan cukup lama.
Tapi tidak juga, karena terkadang satu abad tidak lebih lama dari satu dekade.

Aku menyimpan segala kehebatanku rapat-rapat.
Namun aku sendirii yang memperangahkannya begitu saja.
Tak ada kata lain selain kebodohan.
Aku menggila dari keadaan yang sebenarnya aku sendiri tak tahu apa itu.
Aku menanti kepastian yang tak pernah berujung. Tak tahu akan berujung atau tidak, yang pasti aku sudah merasa lelah dengan semua itu.

Aku lelah.
Dan aku menjauhkannya dengan segala kepalsuanku.
Menanganggapnya tak ada, namun ia mengecupku.

Aku memporakporandakan mahkota harga dirinya yang sudah hampir terpasang di kepala.
Aku menghancurkan piala hatinya yang telah kugenggam.
Aku berlari.
Aku mati kelelahan dengan keadaan yang tak ada sedikitpun dikata itu mengenaskan.
Aku melakukan pengkhianatan di atas kesadaran tinggi dan atas dasar cinta.
Hebat!

Aku menjadi sadis oleh sikapnya yang tampak mengidahkaknku sebelum mengisapku lalu membuangnya dengan ludah yang bercampur darah dan muntahannya.
Aku dingin.
Aku menjadi seseorang yang paling kucaci di dunia.
Aku liar.
Mencaci!
Memberontak!
Menghempas!
Menikamnya dari belakang!
Meludahi!
Mengutuk!
Membuangnya!
Menghancurkannya!
Dan aku akan segera membunuhnya..

Jiwaku terbang tampa melayang. Sekejap lenyap dan meninggalkan bau amis.
Aku mencarinya kembali, tapi aku masih tak sanggup menghadapi kisahnya.

Aku berkeliaran di atas tempurung otakku yang sepatuh pecah.
Hatiku mengeras. Jiwaku terperangkap. Menjadikannya batu dan membatukan nadi pengalir darahnu.
Aku sengaja mati. Dan tak ingin mengenalnya.
Aku menganggap di adalah topan berhujan emas di hidupku!

Hingga akhirnya seseorang yang saat itu kuanggap sebagi malaikat bersayap kupu.
Menimangku di kepakan sayapnya.
Membelaiku dengan warna-warni dirinya.
Aku merasa terpuaskan dari dirinya.
Aku mendapatkan apa yang sebelumnya tak pernah aku wujidkan.
Hingga aku tertidur di dekapannya dengan kepulasan dan kepuasan tiada tar.

Aku masih tertimang di hidupnya,
Aku menyentuh bibirnya dengan segala keinginanku ingin melibasnya.
Dan akhirnya, kehadirnnya membuatku melupakan apa yang menjadi tujuanku menyakitinya.
Mereka menyusuri anak tangga pelangi di atas hujanku.
Mereka mencoba memisahkan tubuhku dari otakku,,
Aku mencaci mereka, membungkam harga diri mereka.

Dan aku sadar, dia, malaikat bersayap kupu itu dalah malaikat bersayap kutu.
Menjelma menjadi seonggok tai yang melemahkanku.

Aku kembali padanya.
Bersangkar di hatinya yang selalu dipandang hina oleh bebrapa orang bodoh yang laknat pada diri mereka sendiri.
Bukan sebuah jarak yang terhitung dari tiap sekon yang ada, tapi jumlah perkalian kematianku di hidupku.

Mereka tetap tenang tanpa mempedulikan jiwa ragaku yang melunak seperti abu tak berdebu.
Mereka tertawa keras-keras di telingaku.
Aku terancam punah.

Aku bersikeras untuk memperbaiaki hubunganku yang tak pernah mati, sbenarnya.
Dia datng kembali menjadi pengenbara di tikungan tajam hatiku yang menyembpit.
Aku cukup muak dengan sikapnya.
Tapi aku tau, aku mencintainya.

Bebrapa langkah lagi, aku tak akan peduli dengan emas ataupun perak.
Tapi aku terus mengejar impianku yang telah berhasi terhalangi oleh para penjahat perang di hidupku.
Boleh kusebutkan nama mereka?
Kurasa tidak perlu.
Mungkin yang perlu kalian tahu adalah,
Mereka yang mencobaku menghentikan hati batuku itu tidak pernah ada.

Dan kami, akan terus berjalan..
Apapun yang terjadi.




december 2nd, 2009
-ayuuu-

Comments

Popular Posts