PERSETAN DENGAN PENGKHIANATAN

Lebih baik diam.
Lalu?
Apa perlu aku jawab?
Semuanya tak ada yang mampu menjawab.

Suara burung pipit sore
Yang mencuit-cuit berisik di telingaku
Tak juga mampu membuatku untuk sekedar mengumpat kecil

Aku diam saja.
Dan semua tak ada jawaban.
Segalanya mengerling padaku.
Dan seolah tertawa lalu mengucap, 'Benar!'

Ya Tuhan,
Benar apakah ini maksudnya?
Benar-benar salah
atau benar-benar benar.

Selama ini aku merasa telah diam dan menutup kendaliku
Sampai seorang dari mereka bertanya itu,
Aku masih bingung pula.
Apa yang semestinya aku jawab?

Kalimat retoris yang penuh ancaman
Lebih nampak seperti kalimat teroris yang memang itu ancaman

Aku mengelak dari kehidupanku yang sebenarnya sudah membahagiakan
Tapi keadaan memaksaku untuk berdiam

Ada seorang disana yang menjagaku
Tak ubahnya seorang bapak yang selalu ingin menjaga tenang anaknya
Juga seorang ibu yang tak pernah putus berdoa

Tak pernah terbayangkan segalanya menjadi serumit ini
Persetan dengan yang terucap
Sebuah pengkhianatan mungkin
Yang aku tak tau apa arti dari itu semua

Yang aku ingin sekarang hanyalah diam
Dan mencintainya tanpa pamrih
Menjaganya seperti dia merawatku indah
Membuatnya tersenyum seperti dia membahagiakanku
Tanpa harus lagi aku memandang nyamuk-nyamuk liar di mega merah saga
Yang mengusik hidup-hidupku.

Comments

Popular Posts