Ketika Rindu Tak Bertuan
Aku berjalan menjejaki keringnya samudra kehidupan.
Aku sesak merantau di perantauan suram tak bertepi ini.
Aku berdiam menikmati sunyinya angin malam ini.
Sunyinya kelabu. Menurunkan mega-mega mendung yang menggantung merah saga.
Aku berjalan-jalan di atas duri-duri yang menyenangkan.
Walaupun perih, aku tidaklah seorang diri.
Aku melenggang ke awan mengudara.
Ingin tertawa dari lebih sebuah senyum simpul yang membawa simpulan :
"harus sakit dibawa perih? atau bahagia dengan airmata?"
Semua hampir terjawab.
Tapi karna nila setitik, rusak susu sebelanga.
Aku merintih.
Sejenak terdiam, karena termangu dipaksa muntah.
Tapi aku tetap teredam.
Dan tertawa dalam diam.
Lalu untuk siapa aku berdendang...?
Saturday, May 9, 2009 at 11:40pm
Aku sesak merantau di perantauan suram tak bertepi ini.
Aku berdiam menikmati sunyinya angin malam ini.
Sunyinya kelabu. Menurunkan mega-mega mendung yang menggantung merah saga.
Aku berjalan-jalan di atas duri-duri yang menyenangkan.
Walaupun perih, aku tidaklah seorang diri.
Aku melenggang ke awan mengudara.
Ingin tertawa dari lebih sebuah senyum simpul yang membawa simpulan :
"harus sakit dibawa perih? atau bahagia dengan airmata?"
Semua hampir terjawab.
Tapi karna nila setitik, rusak susu sebelanga.
Aku merintih.
Sejenak terdiam, karena termangu dipaksa muntah.
Tapi aku tetap teredam.
Dan tertawa dalam diam.
Lalu untuk siapa aku berdendang...?
Saturday, May 9, 2009 at 11:40pm
Comments
Post a Comment